Tim Pendamping Haji Wonosobo Diminta Beri Layanan Optimal para Jamaah

16 orang yang masuk dalam anggota Tim Pendamping Haji Daerah (TPHD), Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD), Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesias (TPIHI), maupun Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Wonosobo diminta memberi layanan optimal pada jamaah haji dan tidak meninggalkan jamaah di waktu-waktu penting menjalani rangkaian ibadah wajib di tanah suci. Himbauan ini disampaikan Bupati Wonosobo, Eko Purnomo, ketika menemui Tim Pendamping Haji di Ruang Kerja Bupati Wonosobo, Senin, 16 Juli 2018. Menurut Eko, banyak hal yang perlu diawasi, termasuk ancaman virus penyakit seperti MERS, karena itu petugas kesehatan diminta jangan sampai lepas pengawasan terhadap jamaah, termasuk terkait apa saja makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi jamaah. Selain itu, jamaah haji asal Wonosobo harus sering diingatkan untuk tidak melewatkan ibadah wajibnya. Mengingat tidak ringannya tugas pendampingan ini, Bupati juga berharap agar setiap anggota Tim Pendamping Haji menyiapkan fisik secara serius, sebab tugas mendampingi haji harus dipahami sebagai amanah yang wajib ditunaikan secara sempurna, dan jangan dianggap sebagai sarana untuk berhaji gratis, karena menyangkut kepentingan tamu Allah. Lebih dari itu, Bupati menilai setiap anggota Tim Pendamping Haji memiliki kewajiban untuk menjaga nama baik daerah di Negeri orang. Mereka juga meminta, untuk mengingatkan jamaah haji Wonosobo, serta mendoakan Pemerintah Kabupaten Wonosobo, agar bisa memimpin Wonosobo dengan baik dan Wonosobo bisa lepas dari kemiskinan. Diharapkan para pendamping haji ini bisa bertugas dengan lancar, dari berangkat sampai pulang dan seluruh tim pendamping haji beserta jamaah haji Wonosobo tetap rukun. Ditegaskan Bupati, karena tim pendamping haji sudah diberi amanah tanggung jawab besar oleh Pemerintah, maka disana harus melayani seluruh jamaah haji, dan petugas harus selalu hadir di tengah-tengah jamaah. Sedang untuk memudahkan koordinasi, identitas petugas pendamping dan calon jamaah haji harus berbeda selain tetap menjaga kesehatan tiap petugas, serta terus melakukan cek setiap kegiatan dan komunikasi dengan semua unsur serta meningkatkan fungsi kontrol, sehingga tidak ada jamaah haji asal Wonosobo yang terlantar. Dari penjelasan Kasi Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo, Totok Jumantoro, untuk Tahun Haji 2018, pihaknya menugaskan 16 orang untuk mendampingi 784 jamaah haji, yang tahun ini terbagi dalam 4 kloter, yakni kloter 31 bareng dengan Temanggung, Kloter 32 dan 33 asal Wonosobo serta kloter 34 bareng dengan Magelang. Terkait kesiapan para pendamping, Totok mengakui telah ada prosedur tetap yang harus diikuti para petugas haji, termasuk bagaimana upaya mereka menjaga kesehatan diri, baik sebelum berangkat maupun selama berada di tanah suci, demi terlayaninya kepentingan seluruh jamaah.


    Tags