Dengan BIAS, Anak Wonosobo Lebih Sehat

WONOSOBO. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi anak-anak usia sekolah dasar terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus. Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan bagi masyarakat melalui pembangunan kesehatan dengan perencanaan terpadu. Pembangunan kesehatan di Indonesia memiliki beban ganda (double burden), dimana penyakit menular masih menjadi masalah karena tidak mengenal batas wilayah administrasi sehingga tidaklah mudah untuk memberantasnya. Dalam sambutanya, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Sosial, Musyafa mengatakan BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) atau sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia. Pemberian imunisasi bagi para anak usia SD atau sederajat (MI/SDLB) ini merupakan komitmen pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Dengan tersedianya vaksin mampu mencegah penyakit menular sebagai salah satu tindakan pencegahan yang efektif dan efisien. Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Program imunisasi mengacu kepada konsep Paradigma Sehat, dimana prioritas utama dalam pembangunan kesehatan yaitu upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan, Junaidi, sebuah keluarga dikatakan sehat adalah jika memenuhi 12 indikator kesehatan, salah satunya adalah bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap. “Sebuah keluarga dikatakan sehat jika memenuhi 12 indikator kesehatan, dan salah satunya adalah bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap”, dikatakanya nya saat acara Sosialisasi dan pertemuan Koordinasi BIAS dalam rangka memperluas cakupan imunisasi Wonosobo di ruang Mngoenkoesoemo Setda, Selasa (23/10). Terkait hal tersebut Junaidi mengungkapkan, Wonosobo melaksanakan empat program imunisasi, yaitu Imunisasi Rutin, Imunisasi Tambahan, Imunisasi Khusus dan Imunisasi Pilihan. Imunisasi Rutin meliputi Dasar dan Lanjutan. Imunisasi Dasar dilakukan pada saat masih bayi yaitu Imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio Tetes (OPV), DPT-HB-Hib, IPV, Campak/MR. Sementara Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan yang meliputi DPT-HB-Hib, Campak/MR yang diberikan pada anak dibawah usia dua tahun, serta DT,Td dan Campak/MR diberikan di usia anak sekolah (BIAS). Imunisasi Tambahan merupakan imunisasi yang diberikan sesuai kajian epidermiologi di suatu daerah, meliputi imunisasi backlog fighting, Crash Program, PIN, Chat Up Campaign (Kampanye), Sub PIN, Imunisasi dalan penanggulangan KLB (Outbreaks Response Immunization/ ORI. Sedangkan untuk Imunisasi khusus diberikan bagi orang yang akan dan dari tempat endemis jenis PD3I tertentu, meliputi Imunisasi Meningitis Meningikokus, Imunisasi Yellow Fever ( Demam Kuning), Imunisasi Rabies dan Polio. Dalam paparanya Junaidi mengatakan, selain itu ada juga Imunisasi Pilihan, melipuiti imunisasi Pneomonia dan Meningitis akibat pneomokokus, Diare (rotavirus), Influenza, Gondongan (Mumps), Rubella, Tifoit, Hepatitis A, Kanker Serviks (HPV), Japanese Encephalitis, herpes Zoster, DBD. Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai salah satu upaya pemberantasan penyakit menular. Upaya imunisasi telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan yang terbukti paling cost effective. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus dan hepatitis B. BIAS akan terlaksana dengan baik jika ada dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat itu sendiri. Kepada Tokoh masyarakat untuk membantu menginformasikan kepada masyarakat mengenai waktu, tempat dan sasaran pelaksanaan imunisasi, serta pentingnya imunisasi bagi masyarakat. Serta Kepada para Tokoh Agama diharapkan bisa membantu menanggulangi rumor mengenai imunisasi, serta membantu mengatasi penolakan imunisasi karena keyakinan orang tua (faktor agama). Kepada orangtua agar membawa anaknya ke pos pelayanan imunisasi, mengajak dan mempengaruhi orang tua lain agar membawa anak mereka ke pos pelayanan imunisasi. Untuk para Guru, diharapkan untuk menginformasikan kepada murid dan orang tua murid mengenai pentingnya imunisasi.


    Tags